Kamis, 06 Juni 2013

Makalah Meningitis




MAKALAH MENINGITIS


A.  Definisi
Definisi  Meningitis merupakan inflamasi yang terjadi pada lapisan arahnoid dan piamatter di otak serta spinal cord. Inflamasi ini lebih sering disebabkan oleh bakteri dan virus meskipun penyebab lainnya seperti jamur dan protozoa juga terjadi. (Donna D.,1999).
Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi otak dan medula spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ jamur(Smeltzer, 2001).
Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya ditimbulkan oleh salah satu dari mikroorganisme pneumokok, Meningokok, Stafilokok, Streptokok, Hemophilus influenza dan bahan aseptis (virus) (Long, 1996).
Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal dan spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat (Suriadi & Rita, 2001).
B.  Klasifikasi
a.    Meningitis Bakterial (Meningitis sepsis)
Sering terjadi pada musim dingin, saat terjadi infeksi saluran pernafasan. Jenis organisme yang sering menyebabkan meningitis bacterial adalah streptokokus pneumonia dan neisseria meningitis.
Meningococal meningitis adalah tipe dari meningitis bacterial yang sering terjadi pada daerah penduduk yang padat, spt: asrama, penjara.
Klien yang mempunyai kondisi spt: otitis media, pneumonia, sinusitis akut atau sickle sell anemia yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadi meningitis. Fraktur tulang tengkorak atau pembedahan spinal dapat juga menyebabkan meningitis . Selain itu juga dapat terjadi pada orang dengan gangguan sistem imun, spt: AIDS dan defisiensi imunologi baik yang congenital ataupun yang didapat.
Tubuh akan berespon terhadap bakteri sebagai benda asing dan berespon dengan terjadinya peradangan dengan adanya neutrofil, monosit dan limfosit. Cairan eksudat yang terdiri dari bakteri, fibrin dan lekosit terbentuk di ruangan subarahcnoid ini akan terkumpul di dalam cairan otak sehingga dapat menyebabkan lapisan yang tadinya tipis menjadi tebal. Dan pengumpulan cairan ini akan menyebabkan peningkatan intrakranial. Hal ini akan menyebabkan jaringan otak akan mengalami infark.
b.    Meningitis Virus (Meningitis aseptic)
Meningitis virus adalah infeksi pada meningen; cenderung jinak dan bisa sembuh sendiri. Virus biasanya bereplikasi sendiri ditempat terjadinya infeksi awal (misalnya sistem nasofaring dan saluran cerna) dan kemudian menyebar kesistem saraf pusat melalui sistem vaskuler.
Ini terjadi pada penyakit yang disebabkan oleh virus spt: campak, mumps, herpes simplek dan herpes zoster. Virus herpes simplek mengganggu metabolisme sel sehingga sell cepat mengalami nekrosis. Jenis lainnya juga mengganggu produksi enzim atau neurotransmitter yang dapat menyebabkan disfungsi sel dan gangguan neurologic.
c.    Meningitis Jamur
Meningitis Cryptococcal adalah infeksi jamur yang mempengaruhi sistem saraf pusat pada klien dengan AIDS. Gejala klinisnya bervariasi tergantung dari system kekebalan tubuh yang akan berefek pada respon inflamasi Respon inflamasi yang ditimbulkan pada klien dengan menurunnya sistem imun antara lain: bisa demam/tidak, sakit kepala, mual, muntah dan menurunnya status mental.
C.  Etiologi
a.    Bakteri
Merupakan penyebab tersering dari meningitis, adapun beberapa bakteri yang secara umum diketahui dapat menyebabkan meningitis adalah :
-          Haemophillus influenzae
-          Nesseria meningitides (meningococcal)
-          Diplococcus pneumoniae (pneumococcal)
-          Streptococcus, grup A
-          Staphylococcus aureus
-          Escherichia coli
-          Klebsiella
-          Proteus
-          Pseudomonas
b.    Virus
Merupakan penyebab sering lainnya selain bakteri. Infeksi karena virus ini biasanya bersifat “self-limitting”, dimana akan mengalami penyembuhan sendiri dan penyembuhan bersifat sempurna. Beberapa virus secara umum yang menyebabkan meningitis adalah:
-          Coxsacqy
-          Virus herpes
-          Arbo virus
-          Campak dan varicela
c.    Jamur
Kriptokokal meningitis adalah serius dan fatal. Bentuk penyakit pada pasien HIV/AIDS dan hitungan CD< 200.Candida dan aspergilus adalah contoh lain jamur meningitis.
d.   Protozoa
( Donna D., 1999)
D.  Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala meningitis secara umum:
a.    Aktivitas / istirahat : Malaise, aktivitas terbatas, ataksia, kelumpuhan, gerakan involunter, kelemahan, hipotonia
b.    Sirkulasi : Riwayat endokarditis, abses otak, TD ↑, nadi ↓, tekanan nadi berat, takikardi dan disritmia pada fase akut
c.       Eliminasi : Adanya inkontinensia atau retensi urin
d.      Makanan / cairan : Anorexia, kesulitan menelan, muntah, turgor kulit jelek, mukosa kering
e.       Higiene : Tidak mampu merawat diri
f.       Neurosensori : Sakit kepala, parsetesia, kehilangan sensasi, “Hiperalgesia”meningkatnya rasa nyeri, kejang, gangguan penglihatan, diplopia, fotofobia, ketulian, halusinasi penciuman, kehilangan memori, sulit mengambil keputusan, afasia, pupil anisokor, , hemiparese, hemiplegia, tanda”Brudzinski”positif, rigiditas nukal, refleks babinski posistif, refkleks abdominal menurun, refleks kremasterik hilang pada laki-laki
g.      Nyeri / kenyamanan : Sakit kepala hebat, kaku kuduk, nyeri gerakan okuler, fotosensitivitas, nyeri tenggorokan, gelisah, mengaduh/mengeluh
h.      Pernafasan : Riwayat infeksi sinus atau paru, nafas ↑, letargi dan gelisah
i.        Keamanan : Riwayat mastoiditis, otitis media, sinusitis, infeksi pelvis, abdomen atau kulit, pungsi lumbal, pembedahan, fraktur cranial, anemia sel sabit, imunisasi yang baru berlangsung, campak, chiken pox, herpes simpleks. Demam, diaforesios, menggigil, rash, gangguan sensasi.
j.        Penyuluhan / pembelajaran : Riwayat hipersensitif terhadap obat, penyakit kronis, diabetes mellitus
E.  Patofisiologi
Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari oroaring dan diikuti dengan septikemia, yang menyebar ke meningen otak dan medula spinalis bagian atas.
Faktor predisposisi mencakup infeksi jalan nafas bagian atas, otitis media, mastoiditis, anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain, prosedur bedah saraf baru, trauma kepala dan pengaruh imunologis. Saluran vena yang melalui nasofaring posterior, telinga bagian tengah dan saluran mastoid menuju otak dan dekat saluran vena-vena meningen; semuanya ini penghubung yang menyokong perkembangan bakteri.
Organisme masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan reaksi radang di dalam meningen dan di bawah korteks, yang dapat menyebabkan trombus dan penurunan aliran darah serebral. Jaringan serebral mengalami gangguan metabolisme akibat eksudat meningen, vaskulitis dan hipoperfusi. Eksudat purulen dapat menyebar sampai dasar otak dan medula spinalis. Radang juga menyebar ke dinding membran ventrikel serebral. Meningitis bakteri dihubungkan dengan perubahan fisiologis intrakranial, yang terdiri dari peningkatan permeabilitas pada darah, daerah pertahanan otak (barier oak), edema serebral dan peningkatan TIK.
Pada infeksi akut pasien meninggal akibat toksin bakteri sebelum terjadi meningitis. Infeksi terbanyak dari pasien ini dengan kerusakan adrenal, kolaps sirkulasi dan dihubungkan dengan meluasnya hemoragi (pada sindromWaterhouse-Friderichssen) sebagai akibat terjadinya kerusakan endotel dan nekrosis pembuluh darah yang disebabkan oleh meningokokus

F.   Diagnosa
a)      Nyeri b.d proses inflamasi, toksin dalam sirkulasi
b)      Risiko tinggi terhadap penyebaran infeksi b.d diseminata hematogen dari patogen
c)      Risiko tinggi terhadap perubahan perfusi jaringan serebral b.d edema serebral yang mengubah/menghentikan darah arteri/virus
G. Intervensi
a)      Nyeri b.d proses inflamasi, toksin dalam sirkulasi
Intervensi Rasional
Mandiri
1)      Letakkan kantung es pada kepala, pakaian dingin di atas mata, berikan posisi yang nyaman kepala agak tinggi sedikit, latihan rentang gerak aktif atau pasif dan masage otot leher.
Meningkatkan vasokonstriksi, penumpukan resepsi sensori yang selanjutnya akan menurunkan nyeri
2)      Dukung untuk menemukan posisi yang nyaman(kepala agak tingi) Menurunkan iritasi meningeal, resultan ketidaknyamanan lebih lanjut
3)      Berikan latihan rentang gerak aktif/pasif. Dapat membantu merelaksasikan ketegangan otot yang meningkatkan reduksi nyeri atau tidak nyaman tersebut
4)      Gunakan pelembab hangat pada nyeri leher atau pinggul Meningkatkan relaksasi otot dan menurunkan rasa sakit/ rasa tidak nyaman
Kolaborasi
5)      Berikan anal getik, asetaminofen, codein
Mungkin diperlukan untuk menghilangkan nyeri yang berat
b)      Risiko tinggi terhadap penyebaran infeksi b.d diseminata hematogen dari patogen.
Intervensi Rasional
Mandiri
1)      Beri tindakan isolasi sebagai pencegahan
Pada fase awal meningitis, isolasi mungkin diperlukan sampai organisme diketahui/dosis antibiotik yang cocok telah diberikan untuk menurunkan resiko penyebaran pada orang lain
2)      Pertahankan teknik aseptik dan teknik cuci tangan yang tepat. Menurunkan resiko pasien terkena infeksi sekunder. Mengontrol penyebaran sumber infeksi
3)      Ubah posisi pasien secara teratur, dianjurkan nafas dalam Memobilisasi secret dan meningkatkan kelancaran secret yang akan menurunkan resiko terjadinya komplikasi terhadap pernapasan
Kolaborasi
4)      Berikan terapi antibiotik iv: penisilin G, ampisilin, klorampenikol, gentamisin.
Obat yang dipilih tergantung pada tipe infeksi dan sensitivitas individu
c)      Risiko tinggi terhadap perubahan perfusi jaringan serebral b.d edema serebral yang mengubah/menghentikan darah arteri/virus
Intervensi Rasional
Mandiri
1)      Tirah baring dengan posisi kepala datar.
Perubahan tekanan CSS mungkin merupakan potensi adanya resiko herniasi batang otak yang memerlukan tindakan medis dengan segera
2)      Bantu berkemih, membatasi batuk, muntah mengejan. Aktivitas seperti ini akan meningkatkan tekanan intratorak dan intraabdomen yang dapat men9ingkatkan TIK.
Kolaborasi.
3)      Tinggikan kepala tempat tidur 15-45 derajat.
Peningkatanaliran vena dari kepal akna menurunkan TIK
4)      Berikan cairan iv (larutan hipertonik, elektrolit ). Meminimalkan fluktuasi dalam aliran vaskuler dan TIK.
5)      Berikan obat : steroid, clorpomasin, asetaminofen Menurunkan permeabilitas kapiler untuk membatasi edema serebral, mengatasi kelainan postur tubuh atau menggigil yang dapat meningkatkan TIK, menurunkan konsumsi oksigen dan resiko kejang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar