MAKALAH RETARDASI MENTAL (RM)
BAB I
PENDAHULUAN
Latarbelakang Masalah
Banyak orangtua yang menganggap bahwa anak-anak
yang memiliki kebutuhan khusus merupakan suatu aib yang sngat besar dan
memalukan bagi keluarga. Dan tidak jarang mereka membuang atau
menggugurkan janin yang ada di rahim mereka.
Salah
satu dari anak yang memiliki kebutuhan khusus itu adalah anak yang
memiliki IQ di bawah 70, dan pada umumnya orangtua akan menganggap anak
meeka bodoh.
Anak-anak
yang memiliki IQ di bawah 70 ini jarang sekali dapat mengurus dirinya
sendiri dan berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Untuk itu peran
orangtua sangat di butuhkan namun jarang sekali orangtua sadar dan
mengerti akan kebutuhan anaknya.
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Definisi
Keterbelakangan Mental atau lazim disebut Retardasi Mental (RM) adalah suatu keadaan dimana keadaan dengan Intelegensia yang kurang (subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak-anak).
Biasanya terdapat perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan,
tetapi gejala utama ialah Intelegensi yang terbelakang. Retardasi Mental
disebut juga Oligofrenia (oligo = kurang atau sedikit dan fren = jiwa)
atau Tuna Mental. Keadaan tersebut ditandai dengan fungsi kecerdasan
umum yang berada dibawah rata-rata dan disertai dengan berkurangnya
kemampuan untuk menyesuaikan diri atau berprilaku adaptif.
Retardasi Mental sebenarnya bukan suatu penyakit walaupun retardasi mental merupakan hasil dari proses Patologik di dalam otak yang memberikan gambaran keterbatasan terhadap Intelektualitas dan fungsi Adaptif. Retardasi Mental ini dapat terjadi dengan atau tanpa gangguan jiwa maupun gangguan fisik lainnya.
Pada kenyataannya IQ (Intelligence Quotient)
bukanlah merupakan satu-satunya patokan yang dapat dipakai untuk
menentukan berat ringannya Retardasi Mental. Melainkan harus dinilai
berdasarkan sejumlah besar keterampilan spesifik yang berbeda. Penilaian
tingkat kecerdasan harus berdasarkan semua informasi yang tersedia,
termasuk temuan Klinis, Prilaku Adaptif dan hasil Tes Psikometrik.
Untuk diagnosis, yang pasti harus ada penurunan tingkat kecerdasan yang
mengakibatkan berkurangnya kemampuan adaptasi terhadap tuntutan dari
lingkungan sosial biasa sehari-hari. Pada pemeriksaan fisik pasien
dengan Retardasi Mental dapat ditemukan berbagai macam perubahan bentuk
fisik, misalnya perubahan bentuk kepala: Mikrosefali, Hidrosefali, dan Sindrom Down. Wajah pasien dengan Retardasi Mental sangat mudah dikenali seperti Hipertelorisme,
lidah yang menjulur keluar, gangguan pertumbuhan gigi dan ekspresi
wajah tampak tumpul. Sebagai kriteria dan bahan pertimbangan dapat
dipakai juga kemampuan untuk dididik atau dilatih dan kemampuan sosial
atau kerja. Tingkatannya mulai dari taraf yang Ringan, Taraf Sedang,
Taraf Berat, dan Taraf Sangat Berat. . Retardasi mental mengenai 1,5
kali lebih banyak pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan
Retardasi Mental Ringan
IQ
sekitar 50-55 sampai 70. Sekitar 85 % dari orang yang terkena Retardasi
Mental. Pada umumnya anak-anak dengan Retardasi Mental Ringan ini tidak
dapat dikenali sampai anak tersebut menginjak tingkat pertama atau
kedua disekolah.
Retardasi Mental Sedang
Retardasi Mental Sedang
IQ sekitar 35-40 sampai 50-55
Retardasi Mental Berat
IQ sekitar 20-25 sampai 35-40.
Retardasi Mental Sangat Berat
IQ dibawah 20 atau 25.
1.2 Penyebab
Beberapa Penyebab Retardasi Mental yaitu
Akibat Infeksi dan/atau Intoksikasi.
Dalam
Kelompok ini termasuk keadaan Retardasi Mental karena kerusakan
jaringan otak akibat infeksi Intrakranial, cedera Hipoksia (kekurangan
oksigen), cedera pada bagian kepala yang cukup berat, Infeksi
sitomegalovirus bawaan, Ensefalitis, Toksoplasmosis kongenitalis,
Listeriosis, Infeksi HIV, karena serum, obat atau zat toksik lainnya.
Akibat Rudapaksa dan atau Sebab Fisik Lain.
Rudapaksa
sebelum lahir serta juga trauma lain, seperti sinar x, bahan
kontrasepsi dan usaha melakukan abortus dapat mengakibatkan kelainan
Retardasi Mental, Pemakaian alkohol, kokain, amfetamin dan obat lainnya
pada ibu hamil, Keracunan metilmerkuri, Keracunan timah hitam juga dapat
mengakibatkan Retardasi Mental.
Akibat Gangguan Metabolisme, Pertumbuhan atau Gizi.
Akibat Gangguan Metabolisme, Pertumbuhan atau Gizi.
Semua
Retardasi Mental yang langsung disebabkan oleh gangguan Metabolisme
(misalnya gangguan metabolime lemak, karbohidrat dan protein), Sindroma
Reye, Dehidrasi hipernatremik, Hipotiroid kongenital, Hipoglikemia
(diabetes melitus yang tidak terkontrol dengan baik), pertumbuhan atau
gizi termasuk dalam kelompok ini hal-hal seperti Kwashiorkor, Marasmus,
Malnutrisi dapat mengakibatkan Retardasi Mental.
Akibat Kelainan pada Kromosom
Kelainan
ini bisa diartikan dengan kesalahan pada jumlah Kromosom (Sindroma
Down), defek pada Kromosom (sindroma X yang rapuh, sindroma Angelman,
sindroma Prader-Willi), dan Translokasi Kromosom.
Akibat Kelainan Genetik dan Kelainan Metabolik Yang Diturunkan.
Seperti
Galaktosemia, Penyakit Tay-Sachs, Fenilketonuria, Sindroma Hunter,
Sindroma Hurler, Sindroma Sanfilippo, Leukodistrofi metakromatik,
Adrenoleukodistrofi, Sindroma Lesch-Nyhan, Sindroma Rett, Sklerosis
tuberose
Akibat Penyakit Otak Yang Nyata (Postnatal).
Akibat Penyakit Otak Yang Nyata (Postnatal).
Dalam
kelompok ini termasuk Retardasi Mental akibat Neoplasma (tidak termasuk
pertumbuhan sekunder karena rudapaksa atau peradangan) dan beberapa
reaksi sel-sel otak yang nyata, tetapi yang belum diketahui betul
etiologinya (diduga herediter). Reaksi sel-sel otak ini dapat bersifat
degeneratif, infiltratif, radang, proliferatif, sklerotik atau
reparatif.
Akibat Penyakit/Pengaruh Pranatal Yang Tidak Jelas.
Keadaan
ini diketahui sudah ada sejak sebelum lahir, tetapi tidak diketahui
etiologinya, termasuk Anomali Kranial Primer dan Defek Kogenital yang
tidak diketahui sebabnya.
Akibat Prematuritas dan Kehamilan Wanita diatas 40 tahun.
Kelompok
ini termasuk Retardasi Mental yang berhubungan dengan keadaan bayi pada
waktu lahir berat badannya kurang dari 2500 gram dan/atau dengan masa
hamil kurang dari 38 minggu. Serta behubungan pula dengan kehamilan anak
pertama pada wanita Adolesen dan diatas 40 tahun.
Akibat Gangguan Jiwa Berat.
Untuk membuat diagnosa ini harus jelas telah terjadi gangguan jiwa yang berat itu, dan tidak terdapat tanda-tanda patologi otak.
Akibat Deprivasi Psikososial dan Lingkungan
Retardasi
Mental dapat disebabkan oleh fakor-faktor Biomedik maupun Sosiobudaya
seperti Kemiskinan, Status ekonomi rendah, Sindroma deprivasi. Contohnya
Gangguan gizi yang tergolong berat dan berlangsung lama dibawah dan
sebelum umur 4 tahun sangat memepengaruhi perkembangan otak dan dapat
mengakibatkan Retardasi Mental. Namun keadaan gangguan Gizi ini dapat
diperbaiki dengan memperbaiki gizi sebelum usia menginjak umur 6 tahun,
namun tetap saja intelegensi yang rendah itu sudah sukar ditingkatkan
walaupun anak itu dibanjiri dengan makanan bergizi.
1.3 Pencegahan Dan Pengobatan
Untuk
mendiagnosa Retardasi Mental pada seseorang dengan tepat, perlu diambil
Anamnesa dari orang tua dengan sangat teliti mengenai kehamilan,
persalinan dan perkembangan anak. Bila mungkin dilakukan juga
pemeriksaan Psikologik, bila perlu diperiksa juga di laboratorium,
diadakan evaluasi pendengaran dan bicara. Observasi Psikiatrik
dikerjakan untuk mengetahui adanya gangguan Psikiatrik disamping
Retardasi Mental itu sendiri.
Pencegahan
Primer pada orang dengan Retardasi Mental dapat dilakukan dengan
pendidikan kesehatan pada masyarakat, perbaikan keadaan Sosio-Ekonomi,
Konseling Genetik dan Tindakan Kedokteran (seperti perawatan Prenatal
yang baik, pertolongan persalinan yang baik, kehamilan pada wanita
Adolesen dan diatas 40 tahun dikurangi dan pencegahan peradangan otak
pada anak-anak).
Pencegahan
Sekunder meliputi diagnosa dan pengobatan dini peradangan otak,
Perdarahan Subdural, Kraniostenosis (sutura tengkorak menutup terlalu
cepat, dapat dibuka dengan Kraniotomi; pada Mikrosefali yang Kogenital,
operasi tidak menolong)
Pencegahan
Tersier merupakan pendidikan penderita atau latihan khusus sebaiknya
disekolah luar biasa. Dapat diberi Neuroleptika kepada yang gelisah,
Hiperaktif atau Dektruktif
.Konseling
kepada orang tua dilakukan secara Fleksibel dan Pragmatis dengan tujuan
antara lain membantu mereka dalam mengatasi Frustrasi oleh karena
mempunyai anak dengan Retardasi Mental. Orang tua sering menghendaki
anak diberi obat, oleh karena itu dapat diberi penerangan bahwa sampai
sekarang belum ada obat yang dapat membuat anak menjadi pandai, hanya
ada obat yang dapat membantu pertukaran Zat (Metabolisme) sel-sel otak.
Kasus:
Aldi
berusia 6 tahun dia mengalami reterdasi mental di karenakan sewaktu
ibunya mengandung, ibunya sering mengkonsumsi minuman beralkohol dan
merokok, sehingga ketika ia lahir ia cacat. Ia sering sekali tidak bias
menangkap pelajaran yang di sampaikan oleh gurunya di sekolah, tidak
bisa bersosialisasi dengan temannya di lingkungan maupun di sekolahnya.
Dia tidak mampu ntuk melakukan perkerjaan yang berat, segala sesuatunya
ia harus di Bantu oleh orang-orang terdekatnya. Baik itu mandi, BAB
maupun menggunakan pakaian.
1.4 Diagnosis
Untuk
mendiagnosa retardasi mental dengan tepat, perlu diambil anamnesa dari
orang tua dengan teliti mengenai kehamilan, persalinan dan perkembangan
anak. Bila mungkin dilakukan juga pemeriksaan psikologik, bila perlu
diperiksa juga di laboratorium, diadakan evaluasi pendengaran dan
bicara. Observasi psikiatrik dikerjakan untuk mengetahui adanya gangguan
psikiatrik disamping retardasi mental.
Tingkat
kecerdasan intelegensia bukan satu-satunya karakteristik, melainkan
harus dinilai berdasarkan sejumlah besar keterampilan spesifik yang
berbeda. Penilaian tingkat kecerdasan harus berdasarkan semua informasi
yang tersedia, termasuk temuan klinis, prilaku adaptif dan hasil tes
psikometrik. Untuk diagnosis yang pasti harus ada penurunan tingkat
kecerdasan yang mengakibatkan berkurangnya kemampuan adaptasi terhadap
tuntutan dari lingkungan sosial biasa sehari-hari. Pada pemeriksaan
fisik pasien dengan retardasi mental dapat ditemukan berbagai macam
perubahan bentuk fisik, misalnya perubahan bentuk kepala: mikrosefali,
hidrosefali, dan sindrom down. Wajah pasien dengan retardasi mental
sangat mudah dikenali seperti hipertelorisme, lidah yang menjulur
keluar, gangguan pertumbuhan gigi dan ekspresi wajah tampak tumpul.
Kriteria diagnostik retardasi mental menurut DSM-IV-TR yaitu : 2
1.
Fungsi intelektual yang secara signifikan dibawah rata-rata. IQ
kira-kira 70 atau dibawahnya pada individu yang dilakukan test IQ.
2.
Gangguan terhadap fungsi adaptif paling sedikit 2 misalnya komunikasi,
kemampuan menolong diri sendiri, berumah tangga, sosial, pekerjaan,
kesehatan dan keamanan.
3. Onsetnya sebelum berusia 18 tahun
Diagnosis Banding
Anak-anak
dari keluarga yang sangat melarat dengan deprivasi rangsangan yang
berat (retardasi mental ini reversibel bila diberi rangsangan yang baik
secara dini). Kadang-kadang anak dengan gangguan pendengaran atau
penglihatan dikira menderita retardasi mental. Mungkin juga gangguan
bicara dan “cerebral palsy” membuat anak kelihatan terbelakang, biarpun
intelegensianya normal. Gangguan emosi dapat menghambat kemampuan
belajar sehingga dikira anak itu bodoh. “early infantile” dan
skizofrenia anak juga sering menunjukkan gejala yang mirip retardasi
mental.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Retardasi
mental ialah keadaan dengan intelegensia yang kurang (subnormal) sejak
masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak). Biasanya terdapat
perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan, tetapi gejala utama
ialah intelegensi yang terbelakang. Retardasi mental disebut juga
oligofrenia (oligo = kurang atau sedikit dan fren = jiwa) atau tuna
mental.
Retardasi
mental bukan suatu penyakit walaupun retardasi mental merupakan hasil
dari proses patologik di dalam otak yang memberikan gambaran
keterbatasan terhadap intelektual dan fungsi adaptif. Retardasi mental
dapat terjadi dengan atau tanpa gangguan jiwa atau gangguan fisik
lainnya.
Retardasi Mental sebenarnya bukan suatu penyakit walaupun retardasi mental merupakan hasil dari proses Patologik di dalam otak yang memberikan gambaran keterbatasan terhadap Intelektualitas dan fungsi Adaptif. Retardasi Mental ini dapat terjadi dengan atau tanpa gangguan jiwa maupun gangguan fisik lainnya.
Jadi,
sebagai orangtua harus menjaga dan mengerti atas kebutuhan anaknya,
serta tidak menjatuhkannya namun, membimbing ia agar menjadi anak yang
memiliki potensi khusus di balik kekurangannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://anakbayi.com/tanya-jawab/apakah-retardasi-mental-itu-karena-keturunanhttp://www.jevuska.com/2007/01/19/retardasi-mental
http://unordinary-world.blogspot.com/2009/03/penyebab-keterbelakangan-mental.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar