Retensio Plasenta
Pengertian Plasenta
o Retensio
Plasenta adalah plasenta yang belum lepas setelah bayi lahir, melebihi waktu setengah jam (Manuaba, 2001: 432).
o Retensio
Plasenta ialah tertahannya atau belum lahirnya plasenta hingga 30 menit atau
lebih setelah bayi (Syaifudin AB, 2001).
o Retensio
plasenta adalah keadaan dimana plasenta belum lahir daam waktu 1 jam setelah bayi lahir (Rsustam
Mochtar, 1998 : 299).
Etiologi
Menurut Wiknjosastro (2007) sebab retensio
plasenta dibagi menjadi 2 golongan ialah sebab fungsional dan sebab
patologi anatomik.
1.
Sebab fungsional
a) His yang kurang kuat
(sebab utama)
b) Tempat melekatnya yang kurang menguntungkan
(contoh : di sudut tuba)
c) Ukuran plasenta terlalu
kecil
d) Lingkaran kontriksi pada bagian
bawah perut
2. Sebab patologi anatomik
(perlekatan plasenta yang abnormal)
- Plasenta akreta : vili korialis menanamkan diri lebih dalam ke dalam dinding rahim daripada biasa ialah sampai ke batas antara endometrium dan miometrium
- Plasenta inkreta : vili korialis masuk ke dalam lapisan otot rahim
- Plasenta perkreta : vili korialis menembus lapisan otot dan mencapai serosa atau menembusnya
Pencegahan
Untuk mencagah retensio plasenta dapat
disuntikkan 10 iu pitosin i.m segera setelah bayi
lahir.
Akibat
Dapat
menimbulkan bahaya perdarahan, infeksi karena sebagai benda mati, dapat terjadi
placenta
inkarserata, dapat terjadi polip placenta dan terjadi degenarasi ganas korio
karsinoma.
Penanganan
a. Sikap umum Bidan
1)
Memperhatikan k/u penderita
*
Apakah anemis
* Bagaimana jumlah perdarahannya
* TTV : TD, nadi dan suhu
*
Keadaan fundus uteri : kontraksi dan fundus uteri
2) Mengetahui keadaan placenta
* Apakah placenta
ikarserata
* Melakukan
tes pelepasan placenta : metode kusnert, metode klein, metode
strassman,
metode manuaba
* Memasang infus dan memberikan cairan
pengganti
b. Sikap
khusus bidan
1) Retensio placenta
dengan perdarahan
Langsung melakukan placenta manual
2) Retensio placenta
tanpa perdarahan
*
Setelah dapat memastikan k/u penderita segera memasang infus dan
memberikan cairan.
* Merujuk
penderita ke pusat dengan fasilitas cukup untuk mendapatkan
penanganan lebih baik.
* Memberikan
tranfusi.
* Proteksi
dengan antibiotika.
* Mempersiapkan
placenta manual dengan legeartis dalam keadaan pengaruh
narkosa.
3) Upaya
preventif retensio placenta oleh bidan
*
Meningkatkan penerimaan keluarga berencana sehingga, memperkecil
terjadi
retensio placenta.
* Meningkatkan penerimaan pertolongan persalinan
oleh nakes yang terlatih.
* Pada
waktu melakukan pertolongan persalinan kala III tidak diperkenankan untuk
melakukan massase dengan tujuan
mempercepat proses persalinan placenta.
Massase yang tidak tepat waktu dapat mengacaukan kontraksi otot rahim
dan
mengganggu pelepasan placenta.
PLACENTA MANUAL
Placenta
manual merupakan tindakan operasi kebidanan untuk melahirkan retensio placenta.
Kejadian retensio placenta berkaitan dengan :
· Grandemulti para dengan implantasi dalam bentuk placenta adhesiva, placenta akreta, placenta perkreta.
· Mengganggu kontraksi otot rahim dan menimbulkan perdarahan.
· Grandemulti para dengan implantasi dalam bentuk placenta adhesiva, placenta akreta, placenta perkreta.
· Mengganggu kontraksi otot rahim dan menimbulkan perdarahan.
1. Retensio
placenta tanpa perdarahan dapat diperkirakan :
§
darah penderita terlalu banyak hilang
§ keseimbangan baru terbentuk bekuan darah, sehingga perdarahan tidak terjadi.
§
Kemungkinan implantasi placenta terlalu dalam.
2. Placenta
manual dengan segera dilakukan :
§
terdapat riwayat perdarahan post partum berulang
§ terjadi perdarahan post partum melebihi 500 cc.
§ pada pertolongan persalinan dengan narkosa.
§ Placenta belum lahir setelah menunggu selama setengah jam.
PERSIAPAN PLACENTA
MANUAL
o
Handscoon steril panjang
o
Desinfektan untuk genitalia eksterna
TEKHNIK
1. Sebaiknya dengan narkosa, untuk mengurangi sakit dan menghindari
syok.
2. Tangan kiri melebarkan
genetalia eksterna, tangan kanan dimasukkan secara obstetri
sampai mencapai tepi placenta dengan
menelusuri tali pusat.
3. Tepi placenta dilepaskan dengan ulnar tangan kanan sedangkan tangan
kiri menahan
fundus uteri sehingga tidak terdorong ke
atas.
4. Setelah seluruh placenta dapat dilepaskan, maka tangan dikeluarkan
bersama dengan
placenta.
5. Dilakukan eksplorasi
untuk mencari sisa placenta atau membrannya.
6. Kontraksi uterus ditimbulkan dengan memberikan uterotonika.
7. Perdarahan di observasi.
KOMPLIKASI TINDAKAN
PLACENTA MANUAL
Tindakan
placenta manual dapat menimbulkan komplikasi sebagai berikut :
·
Terjadi perforasi uterus
· Terjadi
infeksi akibat terdapat sisa placenta atau membran dan bakteria terdorong ke dalam rongga rahim
·
Terjadi
perdarahan karena atonia
uteri.
Untuk
memperkecil komplikasi dapat dilakukan tindakan profilaksis dengan :
o
Memberikan uterotonika intravena atau intramuskular
o
Memasang tamponade utero vaginal
o
Memberikan antibiotika
o Memasang infus dan persiapan tranfusi darah.
ASUHAN KEBIDANAN PADA POST PLACENTA MANUAL
- Observasi kontraksi uterus setiap 15 menit pada 1 jam pertama. Pada jam kedua setiap 30 menit.
- Observasi TD dan nadi setiap 15 menit pada 1 jam pertama. Pada jam kedua setiap 30 menit.
- Observasi suhu setiap 1 jam.
- Observasi TFU, UC dan kandung kemih setiap 15 menit pada 1 jam pertama. Pada jam kedua setiap 30 menit.
- Observasi perdarahan.
- Pemenuhan kebutuhan cairan dengan RL
- Pemenuhan kebutuhan nutrisi
- Pemberian terapi obat terutama antibiotik , analgesik
- Pemberian tablet Fe
- Pemberian vit A
Tidak ada komentar:
Posting Komentar