Kamis, 06 Juni 2013

LP CA MAMAE


LAPORAN PENDAHULUAN
CA. MAMAE

1.      Pengertian
Kanker payudara adalah suatu proses pertumbuhan  sel-sel jaringan payudara yang bersifat abnormal dan virulen (ganas). Khususnya mengenai buah dada, paling banyak diderita oleh wanita setelah kanker kandungan.

2.      Etiologi
Kanker payudara paling banyak diderita oleh “hight risk person” (resiko tinggi) yaitu:
1)      Wanita berumur 50 tahun dan tidak mempunyai anak.
2)      Wanita yang melahirkan anak pertama diatas umur 30 tahun.
3)      Mereka yang mempunyai riwayat keluarganya kanker payudara.
4)      Menopause pada umur tua , awal haid pada usia yang sangat muda , peningkatan hormon estrogen.
5)      Wanita yang tidak mau menyusui anaknya.
6)      Wanita yang menderita kista pada payudara tapi bersifat jinak.
7)      Pemakaian hormon estrogen dalam jangka panjang.

3.      Patofisiologi
Kanker payudara berasal dari jaringan epitel dan paling sering terjadi pada sistem duktal. Mula-mula terjadi hiperplasila sel-sel dan perkembangan sel-sel atipik , sel-sel ini berlanjut menjadi karsinoma insitu dan menginvasi stroma. Kanker membutuhkan waktu 7 tahun untuk tumbuh dari sebuah sel tunggal sampai menjadi masa yang cukup besar untuk dapat teraba ( kurang lebih berdiameter 1 cm ). Pada ukuran itu sekitar seperempat dari kanker payudara yang telah bermetastasis.
Karsinoma payudara bermetastasis dengan penyebaran lansung kejaringan sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah , tulang ( terutama tengkorak,  vertebra, panggul ) dan hati.
       Penyebaran :
1)      penyebaran lokal akan menyebabkan serosi kulit.
2)      Penyebaran limfatik akan menuju kelenjar limfe khususnya.
3)      Penyebaran lewat darah biasanya terjadi belakangan dan akan menyebar ke paru-paru, hati dan tulang.

4.      Tanda dan Gejala:
1)      Adanya benjolan pada payudara dan teraba jelas.
2)      Adanya tumor / gumpalan – gumpalan keras yang melekat pada jaringan dan disekitar payudara .
3)      Adanya perasaan agak berat pada puting susu.
4)      Terjadinya penarikan puting susu kedalam.
5)      Kelenjar disela diketiak membesar dan akhirnya timbul koreng pada buah dada yang tidak sembuh-sembuh.

5.      Pemeriksaan Penunjang / Diagnostik.
Pemeriksaan laboratorium:
1)      Kimia darah.
2)      Hematologi.
3)      Urinalis.

6.      Penatalaksanaan Medis.
       Pengangkatan melalui operasi.
       Helathane / ACC.
       Penthotal.
       Ampicilin.
       Sulfas Akrofin.
       Pethidine.

7.      Dignosa Keperawatan dan Intervensi.
1)      Gangguan rasa nyaman, nyeri  s.d  adanya ulkus pada payudara kiri.
Intervensi:
       Kaji penyebab rasa nyeri dan intensitas nyeri.
       Atur posisi senyaman mungkin.
       Jaga kebersihan ulkus pada payudara kanan
Kolabarasi:
       Beri obat antibiotik dan analgetik
2)      Gangguan pola tidur  s.d  nyeri pada ulkus pada payudara.
Intervensi:
       Kaji penyebab terganggunya tidur klien.
       Atur posisi senyaman mungkin.
       Berikan suasana yang nyaman bagi klien.
3)      Gelisah  s .d  pengaruh negatif oparasi.
Intervensi:
       Berikan kesempatan klien mengutarakan kekhawatirannya.
       Beri kepastian bahwa operasi merupakan hal yang baik daripada tidak operasi.
       Beri penjelasan tentang persiapan operasi dan hal – hal yang baik setelah operasi.
4)      Gangguan konsep diri: perubahan gambaran diri b. d adanya ulkus pada payudara.      
Intervensi:
       kaji kebutuhan dan aktivitas klien.
       Beri pujian yang positif bila klien mengalami kemajuan dalam program pengobatan.

8.      Daftar pustaka.
Mansjoer, Arif dkk. 1999. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius.
Koestedya, Prof. Dr. R. Soemarto, Prof. Dr. Hr. Diagnosa penyakit kanker dan cara pananggulangannya. Bandung : Alumni 1984.
Robert Priharjo. Pengkajian Fisik Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
















PENGKAJIAN


1.      Identitas Klien.
a)      Identitas
Nama                 : Ny. M.
Umur                 : 47 tahun.
Jenis Kelamin    : Perempuan.
Pekerjaan           : Ibu rumah tangga.
Alamat                          : Jl. Soetoyo .S.
Status                : Sudah kawin.
Agama               : Islam.
Suku / Bangsa   : Banjar / Indonesia.
No CM              : 45 75 78
Tanggal MRS    : 10 juli 2003.
Dx Medis          : Ca. Mamae.
b)   Identitas Penanggung Jawab
Nama                              : Tn. M.
Umur                              : 52 tahun.
Jenis Kelamin                 : Laki-laki.
Pekerjaan                        : Swasta.
Hubungan dengan klien : Suami.

2.      Riwayat Penyakit.
a)      Keluhan Utama.
Pasien mengeluh adanya luka jahitan di payudara kanan akibat mastektomi dan terasa nyeri.
b)      Riwayat Penyakit Sekarang.
Kurang lebih 1 tahun yang lalu px mengatakan ada benjolan di payudara kanan, benjolan bisa digerakkan dan tidak sakit bila ditekan karena tidak sakit maka px tidak berobat dan dibiarkan saja, ternyata benjolan semakin besar dan px akhirnya berobat ke RSU. Islam Banjarmasin.
c)      Riwayat Penyakit Dahulu.
Pasien tidak pernah masuk RS  dan tidak pernah mengalami penyakit yang kronik atau menderita.
d)     Riwayat Penyakit Keluarga.
Keluarga px tidak ada menderita penyakit yang diderita penyakit pasien.

3.      Pemeriksaan Fisik.
a)      Keadaan Umum.
Kesadaran pasien compos mentis dan pasien berkomunikasi dengan baik Vital Sign pada tanggal 28 juli 2003. TD: 120/80 mmhg, Temp: 36’C, Pols: 88 x/m, Resp ; 24 x/m.
b)      Kulit.
Warna kulit kuning lansat tidak ada edema,  terdapat lesi , suhu tubuh 36’C, turgor kulit baik , kuku berbentuk cembung dan warna merah muda.
c)      Kepala dan Leher.
Struktur kepala simetris , tidak nyeri dikepala , tidak ada trauma kepala, kepala dan leher dapat digerakkan ke kiri dan ke kanan.
d)     Penglihatan dan Mata.
Struktur simetris, tidak ada sekresi, penglihatan tajam, bola mata dapat bergerak dengan bebas, konjungtiva merah muda, sklera putih, pupil normal, tidak ada kelainan pada mata dan tidak memakai alat bantu penglihatan.


e)      Penciuman dan Hidung.
Struktur simetris, tidak ada sekresi, tidak peradangan, tidak ada obstruksi dan fungsi penciuman baik
f)       Pendengaran dan Telinga.
Struktur telinga semetris, kebersihan cukup, tidak ada pendarahan, tidak ada peradangan, tidak ada sekresi, tidak ada vertigo, fungsi pendengaran baik dan tidak menggunakan alat bantu dengar.
g)      Gigi dan Mulut.
Mukosa bibir merah muda, kebersihan mulut dan lidah cukup, tidak ada lesi, mukosa mulut baik, gigi cukup bersih, tidak ada carries, tidak ada pendarahan gusi, fungsi mengunyah baik, dan tidak memakai gigi palsu.
h)      Dada, Pernafasan dan Sirkulasi.
Bentuk dada simetris, gerakan dada simetris, frekuensi nafas teratur, tidak ada batuk/ sputum/ darah, tidak ada sesak nafas.
pada thoraks bagian dextra terdapat luka jahitan sepanjang 15 cm, papila dan areola tidak terlihat, payudara kanan yang dilakukan mastektomi terasa nyeri seperti ditusuk-tusuk, bentuk payudara tidak simetris, bagian kanan dimastektomi, frekuensi nafas 24 x/m, nadi 88 x/m.
i)        Abdomen.
Struktur simetris, tidak ada strise/ jar. Parut, tidak ada asites, tidak ada nyeri tekan.
j)        Genetalia dan Reproduksi.
Rektum normal, tidak ada peradangan genetalia, tidak ada nyeri BAB/ BAK.


k)      Ekstrimitas Atas dan Bawah.
Struktur simetris, tidak ada trauma, kekuatan otot baik, tidak ada kelainan tulang dan sendi, tidak ada nyeri, dapat bergerak dengan bebas dan tidak menggunakan alat bantu gerak.
Skala Kekuatan otot :
            5          5
            5          5


4.      Kebutuhan Fisik, Psikososial, dan Spiritual.
a)      Aktifitas dan Istirahat.
Di rumah px sehari-hari menjalankan tugasnya sebagai ibu rumah tangga, di rumah sakit px tidak melakukan aktivitas apa-apa selama dirawat. Di rumah px biasanya tidur 6 – 8 jam/ hari dan di rumah sakit px kesulitan untuk tidur karena rasa nyeri di payudara.
b)      Personal Hygent.
Di rumah px mandi 2x/hari, gosok gigi setelah makan dan keramas 2 hari sekali.
Di rumah sakit px hanya diseka oleh keluarganya, tetapi untuk keramas dan gosok gigi px melakukannya sendiri.
c)      Nutrisi.
Di rumah px makan 3x/hari, tidak ada makanan pantangan.
Di rumah sakit px juga makan 3x/hari dengan jenis makanan nasi biasa.
d)     Eliminasi.
Di rumah px BAB 1 – 2 x/hari, warna kuning, konsistensi padat, tidak menggunakan pencahar.
Di rumah sakit BAK 1 –2 x/hari, warna kuning, jernih dan tidak menggunakan kateter.
e)      Sexual.
Hubungan antara suami istri baik dan rumah tangga harmonis.
f)       Psikososial.
Klien dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan, hal ini terlihat dari sikap klien yang tidak pasif, hubungan dengan perawat baik terbukti dengan terbukanya klien saat dimintai keterangan tentang penyakitnya dan dapat bekerja sama dengan perawat.
Klien mengatakan bahwa dia menerima keadaan yang dialaminya ( mastektomi ).
g)      Spiritual.
Px bergama islam, px selalu berdoa dan optimis untuk kesembuhan penyakitnya.

5.      Pemeriksaan Diagnostik dan Pengobatan.
a)      Laboratorium.
       Hematologi. ( 26 juli 2003 )
1)      Hemoglobin    : 10,7 gram %.
2)      Leukosit          : 6400 mm3.
3)      Hematoktrit     : 33 %.
4)      LED                : 29 mm/ jam. 
b)      Pengobatan
       As. Mefenamat 3x1 tab.
       Vit. C 1x1 tab.
       Vit. B 1x1 tab.
       Cefotacime 3x1 gram.
       Antrain 3x1 amp.
c)      Data fokus.
       Inspeksi :
Terdapat luka post ops mastektomi pada mamae dextra dengan panjang 15 cm. Luka tampak ditutup oleh perban. Drainage masih terpasang.
       Palpasi       :
Saat didresing luka terasa nyeri
       Perkusi :
Abdomen timpani.
       Auskultasi :
Tidak terkaji.


















ANALISA DATA


No
Data
Masalah
Etiologi
1.














2.






3.

DO :
        Intensitas nyeri pada skala 2 (nyeri sedang).
        Pada payudara kanan tampak luka bekas post op Ca. Mamae.
        TTV:
TD : 120/80 mmHg.
S  : 36’C.
P : 24 x/m.
N : 88 x/m.
DS  :
       Px mengeluh nyeri pada payudara sebelah kanan (luka post op Ca. Mamae) seperti ditusuk-tusuk.

DO :
        Tampak luka jahitan post ops sepanjang         15 cm.
DS  :
        Px mengatakan ada jahitan pada payudara kanan.

DO :
        Luka tampak agak basah.
        Tidak tampak adanya pus, kemerahan, panas, bengkak.
        Jahitan belum diangkat, drainage terpasang.
DS  :
       Px mengatakan adanya luka jahitan pada payudara kanan.

Gangguan rasa nyaman: nyeri.












Gangguan integritas kulit.




Resti infeksi.
Adanya luka bekas post op Ca. Mamae.












Adanya luka jahitan post ops




Luka post ops.


Prioritas Masalah:
1.      Gangguan rasa nyaman: nyeri b.d Adanya luka bekas post op Ca. Mamae.
2.      Gangguan integritas kulit b.d Adanya luka jahitan post ops
3.      Resti infeksi b.d Luka post ops.





















PROSES KEPERAWATAN


No
Diagnosa
Keperawatan

Perencanaan
Tujuan
Intervensi
Rasional
1.



















2.













3.

Gangguan rasa nyaman; nyeri b.d Adanya luka bekas post op Ca. Mamae.
DO :
        Intensitas nyeri pada skala 2 (nyeri sedang).
        Pada payudara kanan tampak luka bekas post op Ca. Mamae.
        TTV:
TD : 120/80 mmHg.
S  : 36’C.
P : 24 x/m.
N : 88 x/m.
DS  :
        Px mengeluh nyeri pada payudara sebelah kanan (luka post op Ca. Mamae) seperti ditusuk-tusuk.

Gangguan integritas kulit b.d Adanya luka jahitan post ops
DO :
        Tampak luka jahitan post ops sepanjang         15 cm.
DS  :
        Px mengatakan ada jahitan pada payudara kanan.




Resti infeksi b.d luka post ops.
DO :
        Luka tampak agak basah.
        Tidak tampak adanya pus, kemerahan, panas, bengkak.
        Jahitan belum diangkat, drainage terpasang.
DS  :
        Px mengatakan adanya luka jahitan pada payudara kanan.
Nyeri hilang selama perawatan.
Kriteria Evaluasi:
        Px tidak mengeluh nyeri.
        Px tenang / tidak meringis kesakitan.
        Skala nyeri 0.






Tidak terjadi kerusakan integritas kulit.
Kriteria  hasil
        Tidak ada tanda infeksi.
        Tidak ada tanda-tanda nekrosis.


Tidak terjadi infeksi selama perawatan.
Kriteria evaluasi;
        Tidak ada tanda-tanda infeksi.
        Luka kering.
        Kaji karakteristik, lokasi, durasi, kualitas, radiasi.
        Anjurkan px istirahat.
        Atur posisi senyaman mungkin.
        Dorong ambulasi dini.
Kolaborasi:
        Beri obat analgetik.


        Kaji tingkat integritas kulit.
        Observasi tanda-tanda radang.
        Observasi TTV.
        Lakukan tehnik septik dan anti septik.

        Observasi tanda-tanda radang.
        Observasi TTV.
        Lakukan tehnik aseptik dan anti septik.
Kolaborasi:
        Beri obat anti biotik.
        Berguna dalam pengawasan keefektifan obat.
        Mengurangi aktifitas berlebih.
        Mengurangi rasa nyeri.
        Menormalisasi fungsi organ.








        Mengetahui tingkat kerusakan kulit
        Mempercepat proses penyembuhan.
        Mengetahui kemajuan penyembuhan.
        Mencegah terjadinya infeksi.

        Mempercepat proses penyembuhan.
        Mengetahui kemajuan penyembuhan.
        Mencegah terjadinya infeksi.
Kolaborasi:
        Menurunkan penyebaran kuman.






No

Implementasi

Evaluasi
1.










2.










3.
        Mengkaji nyeri, lokasi di thoraks kanan, nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri skala 1.
        Menganjurkan nafas dalam bila nyeri.
        Menginjeksi Antrain 3x1 amp.





        Mengukur TTV.
TD : 110/70 mmHg.
N : 84 x/m.
R : 20 x/m.
S : 36,5 ‘C.
        Mengobservasi tanda-tanda radang.
        Mengganti perban.



        Mengobservasi tanda-tanda infeksi.
        Melakukan tehnik aseptik dan anti septik.
        Mengganti perban.
        Menginjeksi cefotaxime 3x1 gram.
S     :
        Px mengeluh nyeri skala 1.
O    :
        Saat didresing px kesakitan.
A    :
        Masalah belum teratasi.
P     :
        Intervensi dilanjutkan.

S     :
        Px mengatakan luka jahitan belum diangkat.
O    :
        Tidak ada radang.
        Jahitan belum diangkat.
A    :
        Masalah belum teratasi.
P     :
        Intervensi dilanjutkan.

S     :
        Px mengatakan luka jahitan belum diangkat.

O    :
        Tampak Jahitan belum diangkat.
A    :
        Masalah belum terjadi
P     :
        Intervensi dilanjutkan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar